RATIB
KUBRA DAN DZIKIR
Mengenai
Ratib Kubra, sebetulnya ratib tidak hanya Ratib Kubra,tetapi juga Ratib
Alaydrus, Ratib Al-Aththas, Ratib Al-Haddad. Dan lainnya.
Pengalaman saya (Habib Luthfi) dalam mengamalkan Ratib Kubra adalah untuk menarik para murid supaya lebih dekat kepada Allah SWT,selain ibadah lima waktu.
Pengalaman saya (Habib Luthfi) dalam mengamalkan Ratib Kubra adalah untuk menarik para murid supaya lebih dekat kepada Allah SWT,selain ibadah lima waktu.
Ratib
Kubra mèmang mempunyai kandungan dzikir yang luar biasa,seperti ayat pertama, surat
Al-Hasyr ayat 22,
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا
هُوَ ۖ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ۖ هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
"Dialah
Allah, Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."
Selanjutnya
surah Al-Hasyr ayat 1
سَبَّحَ
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
,"Telah
bertasbih kepada Allah apa yang dilangit dan dibumi, dan Dialah Yang
Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana."
Dan ini
termasuk kunci pembuka didalam dóa, yang mustajab sekali, istighfarnya, dan
sebagainya.
Adapun
agar dzikir kita bisa masuk sampai kehati, kita harus bisa merasakan secara
lahir dan bathin dzikir kita kepada Allah SWT. Dan untuk itu, kita harus
memenuhi beberapa syarat.
PERTAMA,
Tingkatkan rasa merasa memerlukan Allah.
Tingkatkan rasa merasa memerlukan Allah.
KEDUA,
Setelah merasa memerlukan ,kita mendekat kepada-Nya. Jangan membawa perasaan "siapa saya" . Maksudnya , jangan menampilkan amalan-amalan karena kita sudah mampu membaca ini, bisa membaca itu, bisa menyelesaikan bacaan sekian dan sekian.
Tinggalkan perasaan mampu itu, justru kita menghadap Allah dengan perasaan hamba yang sangat faqir, dengan kerendahan hati.
Setelah merasa memerlukan ,kita mendekat kepada-Nya. Jangan membawa perasaan "siapa saya" . Maksudnya , jangan menampilkan amalan-amalan karena kita sudah mampu membaca ini, bisa membaca itu, bisa menyelesaikan bacaan sekian dan sekian.
Tinggalkan perasaan mampu itu, justru kita menghadap Allah dengan perasaan hamba yang sangat faqir, dengan kerendahan hati.
KETÌGA,
Belajarlah dan berlatihkan untuk sampai pada keyakinan bahwa apa yang kita baca didengar oleh Yang Maha Mendengar.
Belajarlah dan berlatihkan untuk sampai pada keyakinan bahwa apa yang kita baca didengar oleh Yang Maha Mendengar.
Semua
itu insya Allah akan mencetak individu yang merasa didengar dan dilihat oleh
Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat, yang akhirnya akan membatasi dirinya
untuk melakukan hal-hal yang tidak diridhai Allah SWT dan Rasul-Nya.
Barulah
individu itu akan mendapatkan cahaya yang menerangi lahir dan bathinnya,
Sehingga setiap langkahnya akan disinari oleh sinar kebenaran dari Allah SWT.
(spd)
Sumber:
majalah-alkisah.com
majalah-alkisah.com
اللهم صلّ على سيّدنامحمد
BalasHapusAamiin.
BalasHapus